Pendakian Pusuk Buhit Sang Gunung Keramat Suku Batak (Bagian 3-Akhir)

/
1 Comments
Garden of God ^^
Bangun kesiangan, hadeh. Buru mandi dan cari sarapan. Anter roy ke Tomok dan kita berangkat secepat mungkin ke Sianjur Mula-Mula. Udah tau arah jadi langsung cabut. Sampai dia sana kita nitip motor di warung agar lebih aman, saya lupa tepatnya nama anak kecil yg manis. Pendakian di mulai. Sebelum mendaki kita mengarah ke pondok yang berbentuk rumah batak, ternyata ada kumpulan keluarga di sana. Dan jedenggg >.< obrolan ini mengerikan banget. Disini baru deh denger cerita tentang mistisnya Pusuk Buhit. Pusuk Buhit adalah gunung tempat turunnya si Raja Batak, dan dia menurunkan 2 kitab kepada keturunannya satu kitab berisi tentang hukum pembagian lahan dan harta dan satu lagi kitab tentang ilmu pengobatan dan ilmu lainnya.

Gak bisa jelas info yg di dapat karena tidak ada bukti secara tertulis. Keluarga ini baru turun dari puncak dan salah satu dari mereka adalah keturunan Raja Batak. Dia bercerita tentang kejadian-kejadian mistis di sana. Mengenai ayam dan telur di kasih oleh Oppung dan merupakan rezeki. Dan kita juga di kasih tau untuk membawa jeruk purut dan sirih untuk berdoa. Tapi kita ngomong kalau kita sama sekali gak tau tentang mistis gunung ini, yang kita tahu kita mau mendaki dan mencari foto. Mereka Cuma bilang selama hati kalian ikhlas maka perjalanan akan di berkati. Sattabi Oppung, sattabi namboru adalah kata-kata yang perlu kita ucapkan. Artinya permohonan izin. Hal yang paling lucu kita di sangka pacaran donk, hahaha. Barengan ngomong bukan koq, kita cuma temenan. Si kakaknya balas, temenan juga kalo si oppung berkehendak kalian sama bisa jadi bareng lho. Dan kita ketawa ajah. Pamit untuk memulai pendakian,. Eh iya kita ngobrol tuh hampir satu jam lho. Tapi lumayanlah untuk pengetahuan.

orang meletakkan daun sirih sambil berdoa
Pendakian di mulai, daki teruss nanjak terus, tiap berhenti untuk narik napas. Selama pendakian kita bertemu dengan beberapa orang yang sudah turun, dan kita pun bertanya tentang jarak. Cukup mengejutkan setiap orang yang kita tanya menjawab ‘wah masih jauh adek, 5 jam lagi”. Sedikit terkejut, tapi kita tetap semangat. Sampai di tengah pendakian, oh iya ini kita sudah mendaki selama 1 setengah jam, sempat terpikirkan untuk berhenti. Tapi sayang banget, cuma satu jam lagi. Akhirnya di putuskan tetap mendaki. Selma pendakian banyak bonus, pemandangan Danau Toba yang indah, perbukitan dan rumput hijau. Cuacanya juga gak panas banget dan cenderung sedikit mendung.

Dari kejauhan terlihat batu cawan, ini adalah puncak yang di maksud keluarga yang kita temui tadi. Di sini merupakan tempat doa juga, dan di sekitar batu cawan terdapat batu-batu besar yang di percaya merupakan bentuk akhir dari leluhur-leluhur dulu, di mana para leluhur meminta kepada Tuhan agar tubuh mereka di ubah menjadi batu. Di belakang batu cawan ada danau kecil. Kita hanya melihat dari kejauhan karena tujuan utama adalah pusuk buhit. Perjalanan di lanjutkan, heiii keliatan puncaknya asikkk….!!
Eh kakiku tiba2 berat, gak bisa gerak dan kepal atiba-tiba berasa beratbanget.. Kenapa ya, kram tapi gak sakit. Saya paksain jalan dan akhirnya normal kembali. Mendaki 20 menit lagi untuk mencapai puncak. Tetap positif.

Puncak Pusuk Buhit ^^
Meja Doa dan Bendera di Puncak
That’s it, puncak!!! Terlihat 3 buah tiang dengan bendera berwarna merah, putih dan hitam, kemudian sebuah meja segitiga dengan 7 cawan ada air di dalam masing-masing cawan, daun sirih dan jeruk purut terletak di atas meja. Di bagian bawah ada sebuah batu bertuliskan persaktian pusuk buhit, ada sebuah tempat cerutu dan satu tongkat.

Di puncak ada satu keluarga yang sedang istirahat, satu orang sedang tidur. Kita pikir mungkin kelelahan, kita foto sejenak mengabadikan momen. Saat berbalik, si kakak yang tidur tadi tiba-tiba teriak. Wow, ternyata dia sedang di rasuki roh halus. Ibunya sedang berdoa memohon kepada leluhur supaya anaknya di kembalikan. Perlahan si kakak itu merangkak ke meja persembahan itu tadi sambil berbicara dalam bahasa batak pette ma I san.. artinya tunggu lah di sana. Sampai di dekat meja persembahan mereka melanjutkan pembicaraan. Saya dan Hamka memutuskan untuk turun saja. Gak tau deh kelanjutannya bagaimana. Terlihat ada telur dan sisa bulu ayam warna putih, yah mungkin mereka di berikan opung atau mungkin juga mereka bawa sendiri , yah kita gak pernah tahu.

makin sipit karena panas banget __"
Sebelum turun foto dulu, karena pemandangan dari puncak Pusuk Buhit ini luar biasa bagus. Selama turunan kita berjalan santai dan sambil foto-foto. Keren bangett. Secara pribadi aku suka banget. Tapi bener ini gunungnya masih mistis banget. Tapi satu hal selama kita tulus semua akan baik-baik saja dan pastinya percaya atau tidak dengan cerita daerah kita tetaap harus menghargai. Cuaca saat penurunan lumayan panas, dan baru berasa lengan dan leherku perih. Hasilnya gosong, aku hitam. Kalau hamka ya makin hitam. Wwkwkwk. Penurunan memakan waktu satu setengah jam dan kita kehabisan air minum.

Berjalan menyusuri Pusik Buhit
Mengambil kereta titipan, kemudian makan sebentar karena tadi saat di puncak uda gak selera buat makan kita memutuskan untuk kembali ke Tuk-Tuk. Samapai jumpa pusuk Buhit kalau berjodoh mungkin kita akan bertemu kembali. Saat mengisi minyak di tempat yang sama dengan kemarin, bertemu lagi dengan bapak-bapak yang ngumpul dan kita cerita sudah berhasil sampai puncak. Pipi dan lengan merah adalah pembuktiannya (terbakar soalnya). Pamit dan langsung menuju Tuk-tuk. Ehh, di tengah perjalanan ban motornya bocor , saat itu udah sampai di Ambarita. Untungnya ada tukang tambal ban yang menawarkan jasa di tengah jalan. Wah beruntung banget.

Telat balikin motor dan kena charge 20 rebu ya udah lah. Makan malam bihun kuah di Carolina dan segelas markisa hangat, tapi gak menghilangkan perih di kulit. Sakit euy. Dan markisa ku di habisin sama Hamka __" berawal dari mencoba sampai menghabiskan. wkwkw . Time to sleep, rest !! Nyenyak deh malam ini.  Jam 11 siang esok harinya seberang ke parapat untuk kembali ke Medan. Sebelum balik ke medan singgah ke siantar dulu buat beli cemilan dan ngopi di Kok Tong. Ga lupa untuk nyeret si Roy buat ikut. hehehe.J

Batu Cawan

Perjalanan yang sangat menyenangkan. Dan ternyata aku dan hamka punya tipe jalan-jalan yang sama, jadinya nyambung. Sampai berjumpa trip berikutnya ^^




You may also like

1 comment: