Pendakian Pusuk Buhit Sang Gunung Keramat Suku Batak (Bagian 2)

/
0 Comments
Bermodal tanya kiri dan kanan akhirnya lanjut jalan, heiiiiii pemandangan jauh luar biasa dari sebelumnya, di dukung dengan langit yang biru dan cerah. Duh ingin turun dan foto, tapi kita saling mengingatkan kita masih mencari awal pendakian, jadi fotonya saat perjalanan pulang sajaL).  Perjalanan ini lucu banget, sepanjang jalan teriak-teriak berdua kaya orang gila, tapi bukan sembarang teriak, kita teriak dan tertawa karena kagum terhadap alam yang indah banget yang belum pernah kita lihat sebelumnya. (hiks kalau sempat :P)

babinya di lepas tanpa di kandang
Laper mau mencari makanan, dan gak ada yang jual makanan berat. Singgah di warung, yang ada hanya pop mie, mau beli nasi putih dari si empu warung dia juga gak ada. Hadeh sementara makan mi instant lagi deh. Ada yang lucu di sini, banyak anak babi berkeliaran. Aku belum pernah lihat sebelumnya, ngakak euy habisnya lucu banget kaya anak anjing lepas. Jujur pengen aq gendong tuh anak babi, tapi ada induknya. Kata si Bapak yang punya warung, induknya bisa marah kalau anaknya di pegang. Dari warung Bapak kita butuh waktu 30 menit untuk sampai di kaki gunung pusuk buhit. Di pinggir jalan banyak babi berkeliaran dengan bebas, aih lucunya…

Horeeee… sampai juga nih, jam udah menunjukkan pukul 13.00 WIB siang, kalau memaksa mendaki turun gunungnya sudah gelap dan entah kenapa tiba-tiba hujan turun lagi. Ngemil dulu deh sambil duduk-duduk, kebetulan ada tempat duduk di sana. Kita berdua di tanyain oleh penduduk setempat tujuan kemari apa. Kita cuma bilang mau mendaki dan mencari pemandangan Danau Toba dari atas puncak Pusuk Buhit. Ternyata Gunung ini adalah gunung doa, dan jadi tempat ziarah para orang Batak yang masih menganut kepercayaan parmalim yaitu masih percaya kepada leluhur. Kita juga diingatkan untuk tidak membawa daging saat mendaki pusuk buhit, karena ini emang sudah menjadi pantangan. Jadi lucu sebenarnya, baru ngobrol dengann Hamka dan aku bilang “Ham, aq mau bawa daging terus makan di puncak”. Wah, untung deh ada yang ingatin jadi tau apa yang boleh dan apa yang gak boleh. Percaya atau gak percaya itu nomor dua, yang penting kita harus menghargai apa yang berlaku di daerah yang kita kunjungi dan ini adalah sebuah keharusan.

Desa Sianjur Mula Mula
Hujan akhirnya berhenti, kita mengitari sekitar kaki gunung Pusuk Buhit, memandang ke bawah dan wow ternyata Desa Sianjur Mula-Mula tepat di bawah. Keren, seperti miniature rumah-rumahan di tambah dengan sawah yang tersusun dengan rapi, perbukitan hijau dan terlihat beberapa air terjun yang mengalir di badan bukit, ada 4 air terjun.  Kamera pun beraksi, dan gak lupa kita juga foto narsis untuk membuktikan kita sudah sampai disini. Ini beneran pemandangan yang ada di Koran Analisa hari Minggu yang lalu.


Pemandangan di dekat Aek Si Pitu Dai
Rencana selanjutnya karena tidak jadi mendaki adalah mencari Aek Sipitu Dai, artinya air tujuh rasa yang ada di daerah sini juga. Kita tinggal mengikuti jalan pulang, dan gak susah nyari sumber mata air ini, karena sudah di kasih plang nama. Sumber air ini ada 7 dan merupakan mata air alami. Yang unik adalah 7 mata air ini memiliki rasa yang berbeda-beda.  Saya mencoba masuk ke salah satu mata airnya, oh iya mata airnya udah di tutup dengan tembok-tembok dan di jadikan sebagai toilet umum untuk warga mandi dan mencuci, yang ujung kebetulan kosong. Celingak celinguk saya masuknya, jaga-jaga siapa tahu ada orang dan buset terkejut banget, kirain orang ternyata patung berbentuk orang, tapi itu mukanya koq serem, senyum tapi hadeh serem. Aq da ingatin Hamka, ada patungnya sedikit seram, jangan terkejut, tapi dia kaya gak denger gitu, cobalah dia untuk masuk dan hasilnya sama kaya saya terkejut. Dasar bodoh (ngakak deh).

Karena melihat orang mandi dan mencuci pakaian dan piring, saya pun segan untuk masuk ke dalam mata air yang lainnya. Kami memutuskan untuk berjalan kaki ke bawah dan ada pemandangan yang sangat menakjubkan hamparan padi dan perbukitan lagi. Yeayyy narsis lagi deh. Untuk mata air kami memutuskan gak mau foto, susah karena rame dan sedikit seram patungnya. Hahaha. Saat mau balik ada tukang kutip biaya lokasi wisata katanya, tapi lumayanlah dapat sedikit informasi dengan bayar Rp. 2000. Mata air Aek Sipitu Dai ini adalah tempat pelengkap setelah berdoa dari pusuk buhit, bisa mandi disini dan berdoa dengan urutan tertentu di antara 7 patung tersebut, untuk pria dan wanita di bedakan. Air ini juga di percaya dapat di gunakan sebagai air obat, cukup di tambahkan dengan jeruk purut, boleh di minum atau di pakai untuk mandi. Keren!

Tele ^^
Ayok jalan lagi, menuju Tele. Perjalanan hari ini bener-bener di luar rencana. Tapi apapun itu senang-senang yay!!! Tetep menikmati perjalanan yang kita lewatin sambil teriak dan heboh-hebohan, eits sampai simpang harian, ada sesuatu. Pemandangan Danau Tobanya kece. Kalau di lanjut bisa ke air terjun Efrata, tapi tetep tujuan Tele. Habis foto kita lanjut perjalanan. Menara Tele ini tujuan utamanya, menaranya gak besar kecil aja tapi 3 lantai. Pemandangan dari atas menara itu bagus banget, kelihatan pemandangan danau toba dan sekitarnya keren, bukit dan air terjun terlihat dengan jelas. Seandainya lihat sunset disini mungkin bagus banget.


magic mushroom pake telur dadar
pizza porky
Waktunya kembali ke penginapan, karena jalan turunan kita gak idupin mesin, saya gak terlalu pusing dengan urusan motor serahkan pada Hamka. Saya duduk manis aja di belakang. Hehe…isi minyak dulu sambil berhenti makan roti sambil ngopi, saya ngejus kotak. Nah di sini ngobrol lagi sama bapak-bapak di warung, mulai dari bertanya asal kita dan tujuan, sampai akhirnya bertukar cerita tentang kisah tanah ponggol. Perjalanan pulang belum gelap sekali, kita lanjut ke Tomok untuk beli sortali yg bermotif gorga untuk kenang-kenangan sekalian mencari makan malam. Wah ketemu warung nasi padang, tapi makannya tetep daun ubi tumbuk dan sambel ikan teri. Sepanjang pasar Tomok yang saya lakukan adalah melirik kiri kanan dan mencari jajanan. Balik ke penginapan, cape, tiduran bentar. Eh si roy datang, mandi dengan malasnya. Setelahnya turun ke bawah makan pizza babi.. sorry Hamka, tapi saya uda pengen banget nih pizza. Hamka makan magic mushroom yg harganya di luar dugaan Rp. 100.000. 2 x harga pizza babiku. Magic mushroom ini bisa memberikan efek halusinasi, ntah deh si Hamka halusinasi apa. Hahaha…. Waktunya tidur... Selamat Malam dari Tuk-Tuk ^^


You may also like

No comments: