Kawah Dolok Tinggi Raja di Awal Tahun 2014

/
0 Comments
Aku dan Mira di tebing  kapur pinggir sungai 
Kawah Dolok Tinggi Raja kini menjadi terkenal sebagai salah satu destinasi wisata di Sumatera Utara. Sebenarnya rasa penasaranku akan tempat ini sudah terpenuhi di tahun 2011 kemarin. Tapi banyak yang menarik perhatianku untuk kembali ke tempat ini. Salah satunya karena indahnya kawah ini, putih nya bukit kapur dan birunya genangan air menjadi pemandangan yang sangat menyejukkan mata, memandang air yang mengalir di tumpukan batu kapur sambil berkhayal adalah sesuatu yang menyenangkan seperti hari-hari yang berlalu tanpa terasa. Informasi dari teman-teman juga semakin membuat aku penasaran, akses ke sana sudah jauh lebih mudah dan foto-foto yang di tunjukkan terlihat kawahnya sudah sangat berbeda. Bersama teman satu kantor san satu teman SMU akhirnya aku memutuskan untuk pergi, kali ini menggunakan jasa travel saja, karena kita cuma bertiga dan itung-itungan lebih murah. 

Hari Minggu tepat di tanggal 5 Januari 2014, berangkat menuju kawah. Aku sengaja ga tidur dalam perjalanan, seperti biasa mau lihat jalur mana si yang di lewatin. Kali ini kita perginya naik mobil lho, wahhh aku penasaran banget lewat mana sih., karena tahun 2011 jalur kesini itu lewat Desa Dolok Masihul yang jalanannya rusak banget. Kalau mobil lewat di jamin nyangkut, kecuali mobil jeep yah. Jalur yang di lewatin berbeda ternyata, lewat Desa Bangun Purba kemudian Silinda dan satu belokan ke kiri sampai lah ke kawah. Jalan yang kini uda bisa di lewatin pakai mobil, ternyata jalur yang di sengaja di buka untuk latihan angkatan militer, jalannya masih dari campuran semen tapi sudah layak di lalui. Jalanan non aspal ini sekitar 8 Km. 

Kawah pertama yg terlihat bentuknya seperti kolam, berwarna sangat biru airnya. Cantik dan bersih, disini kita bernarsis ria, hehe...Bagi yang ingin ke toilet di sinilah tempatnya, kita numpang di rumah penduduk. Perjalanan di lanjutkan sekitar 5 menit sampai lah ke lokasi parkir. Sudah banyak mobil yang parkir dan banyak tenda biru. Sekejap aku terbayang tahun 2011, cuma ada satu pondok punya Opung Saragih selaku juru kunci, dan sekarang dia pun sudah ga ada. Masih sama berjalan sekitar 15 menitan menuju ke lokasi kawah, aku terkejut juga tenda biru berserakan di mana-mana, ga cuma itu sampah juga ikut menghiasi bukit-bukit kapur. Sedikit kecewa hehe...

Dari kejauhan terlihat kolam biru yang melebar, haha itu air kawahnya, melebar. Ternyata benar kata Opung Saragih, kawahnya bisa mati dan berpindah tempat. Setelah memandangi dengan seksama emang beda banget dan lokasi nya berpindah. Kawah yang dulu jauh lebih bagus sudah mati dan sekarang menjadi tumpukan bukit kapur biasa. Ga bisa main lempar-lemparan salju panas lagi. Kebetulan tour leadernya masih teman aku dan dia juga udah pernah ke sini di tahun 2011 jadi aku banyak ngobrol sama dia. Agenda makan siang kali ini adalah sambil memandangi indahnya kawah dan yah sedikit hiasan sampah yang bertebar. Kawahnya tetap indah tapi tak seindah dulu. Tapi apapun itu aku tetap suka kemari gabungan antara warna putih dan biru serta aliran air panasnya tetap membuat aku suka. Sama seperti aku suka makan rujak, berkali-kali tapi gak bosan. Kawah sekarang ini dihiasi dengan batang-batang pohon yang pernah tumbuh sebelumnya.


Jalan menuju ke sungai udah ada tangga, aku lupa ingat sih dulu ada tangga atau ga, tapi yang pasti sekarang ini jalannya uda bagus dan tetap tenda biru bertebar di mana-mana bahkan sampai di sungainya juga ada. Jalur terakhir menuju sungai sedikit curam dan harus ekstra hati-hati. Sungainya masih seperti dulu, batu kapur tepat menghiasi sebagian dindingnya, dan kran air panas alami masih ada, Bedanya sekarang jauh lebih ramai. Aku dan temanku memutuskan untuk foto saja dan ga mandi, terlalu rame. Aku mengajak temanku ke gua yang satunya lagi, asyikk sepi. Disini kita bebas ga harus berbagi dengan orang lain, tetapi ada satu hal yang mengusik perhatian kami, di bagian sini ga hanya batu kapur yang menghiasi tebing, tetapi juga sampah membentuk tebingnya sendiri turut serta menghiasi. Miris tapi mau gimana ini lah ulah orang-orang yang tidak menyadari  pentingnya kebersihan. Air sungainya tampak lebih keruh.

Wah situasinya sungguh jauh berbeda, hehe.. Di tahun 2011 lokasi ini sangat sepi dan menyenangkan, seperti milik pribadi dan bersih pastinya. Sekarang menjadi lebih ramai, bukan tidak senang orang lain juga tau daerah ini, tetapi yang tidak menyenangkan adalah mereka ga bisa menjaga kebersihan. Semogaaaaaa mereka cepat sadar sebelum alam marah. hehe.. Jam 3 tepat kita kembali ke Medan. Beberapa tahun ke depan mau lagi ke sini, mau lihat kawah yang baru lagi nanti. hehe.. Aku beruntung pernah kemari saat lokasi ini sempat terlupakan. 

Kelompok Travel kita ^0^


You may also like

No comments: