Melihat Danau Toba dari Balige ( Bagian 1)

/
0 Comments
sejajar dengan atap rumah penduduk
Waks Sabtu macet panas, ehm tanggal brapa ya inih? Errr 12 Oktober 2013, setengah bingung saya bertanya "Pak, loket KBT sudah lewatkah?"sambil celingak celinguk.
"Belum dek, mau kemana gitu?" jawab si supir angkot.
"Balige, Pak", jawab saya dengan semangat.
Bapak ini memandangi aku dengan seksama dan dia menyahut "Kamu cina kan? Wajah kamu bukan wajah orang yang tujuan ke Balige, maksud saya yah biasanya kan orang Batak yang ke sana".
Saya cuma tersenyum dan mengangguk. Hehe sudah menjadi kebiasaan kalau bepergian orang sekitar pasti bertanya hal seperti itu. Tapi inilah saya perempuan keturunan dan kini status warga Indonesia.

Rp. 45.000 harga tiket per orang ke Balige, beruntungnya saya busnya langsung berangkat jadi gak usah menunggu terlalu lama. Perjalanan akan di tempuh selama 6 jam, sengaja saya memilih perjalanan pagi dengan tujuan untuk melihat kota dan pemandangan yang akan di lewati nantinya. Keadaan jalan yang macet sudah menjadi resiko perjalanan ini. Busnya berjenti 2 kali di lokasi berbeda Pasar Bengkel dan Pematang Siantar.Sepanjang perjalanan saya mencoba untuk menahan kantuk demi tujuan yang udah di niatkan tadi dan berhasil. Perjalanan hari ini total 8 jam karena macet dan mengalami 2 kali ban bocor. Satu hal yang paling penting waktu makan siang, harus berusaha keras menikmati makanan dengan sendok yang super mini dan yah hampir patah. Menyesal ga bawa sendok saya __"

Ada perubahan rencana, karena saya terlambat Paul meminta saya melanjutkan perjalanan ke Tarutung. Tambahan ongkos Rp.15.000 dan jam 5.30 sore saya sampai di Tarutung. Oh iya, ini perjalanan pertama saya ke sini dan sendiri serta belum pernah sebelumnya kemari. Modal nekad dan chatting dengan Paul sebagai informan. Hp ku berdering dan terdengar suara "Turun sekarang !!!" setengah teriak Paul di telepon dan saya segera bilang ke supir untuk berhenti. Gerimis di luar. Tapi saya gak melihat tempat yang sudah di janjikan untuk bertemu yaitu Boli Boli Cafe, pemandian umum Sipaholon.

Saya hilanggg, oowww.... lebayyy. Heehe, saatnya GPS yaitu gunakan penduduk setempat. Ternyata kecepatan turun dong, masih 10 menit lagi untuk menuju ke Boli Boli cafe. Ngobrol bentar sama ibu dan bapak yang punya rumah, dan kemudian pamit untuk mencari angkot. Ingin jalan kaki tapi Bapaknya bilang "masih jauh sekali Nak". Heheeh angkot di sini lucu masih ada pintu nya, sekilas seperti mobil pribadi. Akhirnya sampai juga di Boli Boli Cafe, dari pinggir jalan terlihat bukit kapur yang lumayan tinggi. Setelah bertemu dengan Paul, kita masuk ke area pemandian. Saya gak mandi, karena udah sore dan gak minat juga. Ambil beberapa foto saja, karena udah mulai sore  dan spot foto sedikit. Sipaholon yang sekarang udah gak sebagus yang pernahku lihat di blog orang lain. Rusak dan gak terawat. Oh iya, Paul tidak sendiri, dia bersama teman-teman gereja yang datang dari Batam, gak kenalan semua cuma sebagian saja. Salah satu dari mereka shock karena saya berani datang ke sini sendiri. Sebenarnya dulu saya udah pernah ke Tarutung untuk menghadiri pernikahan sepupu saya, jadi secara pribadi ga jadi masalah untuk datang lagi. Toh juga saya punya teman yang tinggal di sini. Jadi sebenarnya apa yang perlu di takutkan? Nekad? itu harus. Berani apalagi!!! Kalau ga kemanapun nantinya ga akan bisa. hehe ....

penampakan sipaholon
Di sepanjang jalan banyak pemandian umum, air panas dari sipaholon ini di tampung oleh warga sekitar di dalam sebuah kolam. Air hangat ini mengandung belerang, bermanfaat untuk kulit dan merelaksasikan tubuh. Jangan khawatir biala anda tidak membawa pakaian ganti, karena disini mereka telah menyediakan apa yanga nada perlukan.
narsis dikit ^^
Saya jadi penyelundup di bus mereka, bahasa halusnya nebeng untuk kembali ke Balige. Kita turunnya di Gereja HKBP tempat nikahnya artis Judika dan Duma. Gerejanya sederhana dan bagus. Hiks karena uda malam saya ga foto dan sampai besok-besoknya saya ga kembali ke gereja ini, ga jodoh mungkin. Malam ini makan di sekitaran onan(pasar) Balige, mi goreng. Keren lho si ibunya memasak 14 porsi sekaligus, kuat dan cekatan euy, coba kalau saya mungkin gosong itu bahan semua.  Seperti biasa untuk urusan makan saya sedikit pemilih, mi nya enak cuma porsinya terlalu besar, seperti biasa saya hibahkan kepada tetangga, "Paul tolong ya di bantuin habisin dari pada mubajir hehe".

Saya gak jadi menginap di rumah host karena rumahnya kedatangan tamu, akhirnya menginap di penginapan yang  lumayan murah dan bersih. Namanya Hotel Sumatera, hotel keluarga dengan jenis kamar yang bervariasi. Sebelumnya survey kamar dan toilet dulu. Lumayan lah :) Ingin beristirahat, cuma ga bisa tidur, untung bawa lomar dan sarung ada bau rumah. hehe... Jam 3 pagi terbangun ingin ke toilet, dan ga bisa tidur lagi  efek kamar baru dan keributan dari luar. Begadang sampai jam 4- an dan tidur kembali. Selamat malam dan selamat pagi deh dari Balige....
Tebing sipaholon sudah ga sebagus dulu _ _"




You may also like

No comments: