Menemukan "Tangkahan" Surga Tersembunyi di Sumatera Utara ^0^ ( Bagian 1)

/
0 Comments
Mencoba untuk menghilangkan kepenatan di kota, saya mencoba untuk mencari tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Kebetulan ada ajakan dari teman untuk  mengunjungi Tangkahan. Tangkahan sebuah lokasi ekowisata yang berada di zona Taman Nasional Gunung Leuser, berada diantara dua desa yaitu Namo Sialang dan Sei Serdang. Tangkahan saat ini menjadi salah satu kawasan hutan lindung. Berdasarkan cerita dari penduduk setempat  pada tahun 1994 hutan Tangkahan merupakan salah satu korban penebnagan hutan secara sembarang. Banyak pohon di tebang untuk di jadikan uang, dan saat itu masyarakat belum menyadari betapa pentingnya hutan untuk keseimbangan kehidupan. Harga kayu saat itu juga sangat melambung tinggi. Di Tangkahan ada 2 aliran sungai yaitu sungai Batang Serangan dan Sungai Buluh. Diawali dengan adanya wisatawan domestik ke Tangkahan, masyarakat setempat kemudian perlahan menyadari potensi Tangkahan yang lain yang mampu di jadikan sebagai sumber penghasilan. Tepatnya membangun Tangkahan menjadi sebuah tempat wisata. Hutan yang alami dan sungai yang bening adalah aset yang sangat berharga.

Pemandangan Sungai Tangkahan kalau tidak hujan
Saya tertarik sekali dengan daaerah ekowisata, membayangkan udara yang segar, kehidupan masyarakat yang tenang, tawa ria anak-anak setempat serta bau hutan yang menyegarkan. Saya memutuskan untuk ikut. Kami berangkat bertiga, satu teman yang merupakan penduduk asli Tangkahan  dan satu teman asal Makasar yang kebetulan sedang liburan di Medan. Sebelumnya saya hanya punya gambaran bahwa Tangkahan itu adalah hutan dan sungai serta binatang yang masih liar. Kami berangkat dengan menggunakan pengangkutan umum.  Dari terminal Pinang Baris kami menggunakan bus pembangunan semesta jurusan kuwala sawit. Perjalanan di tempuh selama 3 jam, melewati kota Binjai dan Stabat dan beberapa perkampungan kecil. Pemandangan selanjutnya adalah perkebunan sawit. Bus berhenti di Simpang Titi Mangga, perjalanan di lanjutkan dengan naik mobil kijang sewaan. Sedikit tentang transportasi, dulunya ada bus pembangunan semesta yang langsung sampai di Tangkahan, tapi karena ada kerusakan jembatan titi mangga, bus ini berhenti beroperasi. Setelah jembatan di perbaiki, bus ini belum beroperasi kembali karena ada rumah penduduk yang tepat berada di depan jembatan, hal ini menyusahkan bus ukuran besar ini untuk menikung. Ini sebabnya perjalanan dari simpang titi mangga harus di lanjutkan dengan menaiki ojek atau menyewa mobil kijang, berhubung kita ada 3 orang kita memutuskan untuk sewa mobil.

Keputusan yang tepat sekali, setelah melanjutkan perjalanan hujan turun deras, bisa di bayangkan apabila naik ojek, bukan hanya badan yang basah tapi juga seluruh perlengkapan yang di bawa. Butuh 45 menit lamanya untuk mencapai Tangkahan, perjalanan kali ini semuanya melewati perkebunan sawit. Perkebunan sawit adalah salah satu mata pencaharaian penduduk termasuk juga perkebunan karet. Saya mencoba untuk menikmati perjalanan dengan kondisi jalan kebun yang agak rusak.



Wah akhirnya sampai juga. Pertama yang terlihat adalah kantor LPT (lembaga Pariwisata Tangkahan). Wisatawan yang datang wajib mengunjungi kantor LPT terlebih dahulu untuk memperoleh informasi lengkap, tentang penginapan serta kegiatan apa saja yang bisa  di lakukan di Tangkahan. Kita akan di sediakan pemandu untuk menemani melakukan kegiatan di hutan maupun di sungai. Berhubung temen saya adalah salah satu pemandu jadi saya hanya mengunjungi kantor untuk mengambil brosur. Selanjutnya adalah mencari penginapan. Menuju daerah penginapan harus menyebrangi sungai. Bila debit air sedikit kita dapat menyebrangi sungai secara langsung, menggunakan rakit penduduk stempat atau menggunakan jembatan gantung yang di buat sendiri oleh penduduk setempat. Kondisi cuaca yg masih gerimis kami memutuskan untuk menggunakan jembatan saja. Setelah melewati jembatan kita berjalan menuju  penginapan, semua jalan yg dilewati adalah jalan hutan, sisi kiri dan kanan adalah tumbuhan liar dan pohon-pohon. Akan sangat menyenangkan untuk anda yang menyukai suasana hutan.

Jembatan Gantung
Berjalan sekitar 10 menit sampai di penginapan. Wah penginapannya bener2 alami  Masih model rumah klasik,  memakai dinding kayu atau bambu dan atap seng. Hari ini hujan jadi kita tidak bisa melakukan aktivitas apapun. Kami memutuskan untuk bersantai di penginapan. Meskipun hujan suhu udaranya sangat sejuk. Teman saya memutuskan untuk tidur dan saya memutuskan untuk tiduran di depan penginapan dengan menggunakan hanmock yang disediakan.
Penginapan di Tangkahan Mega Inn


Pukul 18.00 wib waktunya makan malam. Setiap penginapan di Tangkahan menyediakan fasilitas restoran sehingga jangan khawatir untuk mencari makanan. Yang perlu di perhatikan ada beberapa menu yang harus di pesan 3 jam sebelum waktu  makan anda. Kami meuju ke restoran, duduk dan memesan makanan. Setelah di perhatikan, kami adalah satu-satunya wisatawan lokal yang berada di sana, selain dari kami semua pengunjung adalah wisatawan asing. Suasana malam ini sangat menyenangkan, kami makan malam sambil di temani suara gitar yang di mainkan pemilik. Kadang-kadang bersendagurau bersama. Rasanya seperti dirumah sendiri walaupun sedang bersama dengan orang-orang asing. Malam semakin larut dan semua pengunjung kembali ke kamar masing-masing. Saya sendiri masih memutuskan untuk menikmati udara malam yang sejuk sambil ayun-ayun di hanmock dan ngobrol dengan teman.


Gajah di Tangkahan yang Bersahabat ^0^



You may also like

No comments: