Air Terjun Telaga Biru Sibolangit

/
0 Comments

Tim 2013
Mengunjungi suatu tempat itu berkali-kali bukan masalah untukku apalagi lokasi tersebut bagus dan sangat menyenangkan, Air Terjun Dwi Warna contohnya yang berada di Sibolangit, Sumatera Utara. Kenapa di sebut Dwi Warna, karena air yang jatuh berrwarna putih dan genangan air di bawah berwarna biru. Foto air terjun ini kemudian aku bagi di salah satu grup di facebook yaitu National Geography Indonesia dan ada salah satu orang yang merevisi bahwa nama air terjun ini sebenarnya adalah Air Terjun Telaga Biru Sibolangit, nama yang di berikan oleh warga setempat. Air terjun dengan ketinggian sekitar 75 Meter, 1475 mdpl terletak di hulu sungai Sinembah 1 dan terbentuk dari letusan Gunung Sibayak ratusan tahun yang lalu, tepatnya di Desa Durin Sirugun. Bisa di katakan ini adalah salah satu air terjun tersembunyi di dalam hutan raya Sibolangit, karena untuk mencapainya kita harus melewati jalan hutan, dengan jarak waktu sekitar 2,5 sampai 3 jam jalan kaki. Untuk kedua kalinya aku kembali lagi bersama teman-teman dari Medan. Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 1 jam dan membayar uang administrasi sebesar Rp.22.500 seorangnya kami bersiap-siap untuk memulai perjalanan. Ada 9 orang yang ikut serta dalam perjalanan kali ini dan Bang Ondol menjadi guide kita kali ini, berhubung guide sebelumnya si Buyung sedang sibuk dan ga sempat nge guide kita.

Trek Hutan
 Masih sama seperti satu setengah tahun yang lalu, melewati jalan hutan, masih hijau dan segar. Tanjakan yang harus di lalui juga masih seperti dulu, berpegang pada akar-akar pohon yang sangat kuat. Jadi ingat perjalanan pertama ku, masih tanjakan pertama aku sudah merasa lemah, berhubung kondisi tubuh kurang sehat juga, akibatnya aku merasa tidak enak dengan teman-teman saat itu dan malu . Tapi aku yakin kali ini hal tersebut tidak akan terjadi lagi ^o^

Team 2011
Wah makin banyak pohon yang tumbang, tapi di biarkan begitu saja di dalam hutan, ini menjadikan suasana semakin keren buatku, hehe… Tumbangnya pohon ini karena angin yang bertiup sangat kencang di daerah Sibolangit. Masih banyak pohon-pohon besar dan mulailah aku berimajinasi dengan cerita-cerita dongeng semasa kecil. Sangat menyenangkan dan aku sangat menikmati perjalanan ini. Semangat dari teman-teman semua menjadikan perjalanan ini makin menyenangkan.  Kita juga melewati beberapa sungai musim, sungai yang hanya ada airnya kalau musim hujan, kebetulan saat ini adalah musim hujan, hanya saja aliran airnya ga terlalu banyak. Kali ini aku bisa mengabadikan banyak hal tentang perjalanan ke air terjun ini, mengingat perjalanan sebelumnya kondisi tubuh tidak memungkinkan.

Jalan Menuju Air Terjun
Dua setengah jam  berlalu dan akhirnya kita menemukan turunan terakhir sebelum mencapai air terjun. Cukup curam, dan harus berhati-hati dan kembali lagi kita megandalkan kekuatan akar pohon. Di turunan terakhir, masih sama seperti dulu turun di bantu dengan tali. Menyenangkan bukan bagi anda yang mencintai perjalanan eko wisata.  Air terjunnya belum di temukan, kita harus melewati aliran sungai dan batu-batu besar, serta ada beberapa pohon tumbang. Batu-batunya licin sekali sehingga perlu ekstra hati-hati. Aliran sungainya berwarna abu-abu kebiruan , dan mengalir dengan deras. Akhirnya kita sampai ke air terjun.

Aliran Sungai ^0^
Yippie hari ini sepi sekali, cuma ada kita dan satu kelompok lain, mungkin karena orang-orang takut daerah sini terpengaruh dengan keadaan Gunung Sinabung yang sedang erupsi. Aku senang, pertama kali ke sini banyak orang dan ga ada tempat yang tepat untuk menikmati suasana. Sayangnya kenapa ini sampah makin banyak, sepertinya orang ga sadar untuk turut serta menajga lingkungan. Miris!

 Ada 4 air terjun yang mengalir, satu air terjun utama dan 2 air terjun kecil jatuh di dekat nya. Satu lagi air terjun berada tepat di depan air terjun utama. Memanjakan mata dengan telaga yang berwarna biru tergabung dengan warna lumut dan pohonan hijau di tebing serta putih air yang jatuh, indah ^0^ .Air di telaga biru ini sangat dingin, konon katanya biru ini muncul karena ada endapan belerang. Kita bisa menikmati pijatan air, di air terjun yang satu lagi ga terlalu dalam dan kita melewati aliran sungai menuju ke sana. Batu-batunya tajam dan licin, sakit kalo kena kaki. *sok manja*  kebetulan aku nyeker.

Aku dan Arif menjadi pengabadi momen teman-teman disini. Aku sendiri ga mandi karena tujuan utamaku hanya untuk trekking dan foto, sedangkan Arif bertujuan untuk mencari perlengkapan akuariumnya dan akhirnya dia mandi juga. Mala, yang ga berniat mandi di tarik dan di cebur sama temen-temen yang lain, akhirnya basah juga dia. Makan siang di bawah air terjun adalah bagian yang paling menyenangkan dan akan buat kita ingin terus makan, efek dingin mungkin. Oh iya, tiap hari Sabtu dan Minggu ada ibu dari kampung yang trekking ke sini untuk menjajakan minuman dan pop mie, jadi temen temen yg ingin ngemil dan minuman hangat sudah tersedia disini, yah dengan sedikit mengeluarkan budget lebih pastinya. Tapi ibu-ibunya keren banget, kuat J. Menjadi bisa karena biasa.

Ibu Super Penjaja Minuman
Hujan turun mendadak, awalnya agak kencang tapi perlahan berhenti, sehabis bersantai kita bersiap-siap untuk kembali, biar ga kemalaman di jalanan hutan dan harus kembali lagi ke Medan. Mendaki kembali dengan menggunakan sepatu yang udah basah karena terendam air sungai, jadi makin semangat pijak lumpur hehe. Perjalananan yang kita lalui sama dengan rute menuju ke air terjun, kembali mendaki dan kemudian lebih banyak turunan. Jalanan menjadi lebih licin akibat hujan yang baru turun, angina bertiup sangat kencang, abang guide menyarankan untuk berhenti untuk menghindari ada ranting pohon yang jatuh. Takut ada yang terluka, dan terbukti saat kita berhenti ada ranting pohon yang jatuh, cukup besar untuk membuat kepala benjol. 

Pohon Tumbang
Aku berjalan di depan sengaja, mau ngobrol sama guidenya. Mau klarifikasi berita tentang anak kedokteran yang meninggal di telaga biru, setahun lalu. Mencari kebenaran ceritanya. Eh, malah nyambung ke pembahasan lain, tersesat. Ada 2 jenis tersesat disini, satu benar-benar tersesat karena hilang arah, dan satunya lagi di sesatkan karena di sembunyikan oleh mereka yang tidak terlihat. Yah kembali lagi percaya atau ga percaya ini pernah terjadi beberapa kali. Ga usah takut karena sebisa mungkin Tim SAR dan orang posko akan bertanggung jawab untuk mencari. Cerita berlanjut sampai cerita kejadian di  Batu Belah dan Sampuren Putih masih mengenai ada ornag yang tenggelam. Dimanapun kita melakukan perjalanan, tetaplah berhati-hati, ini intinya. Jalanan  mulai gelap, masih pukul 16.30  WIB, mungkin karena mendung juga. Akhirnya sampai di posko sekitar pukul 5 lewat sedikit, beberes, ganti pakaian dan  sepatu yang basah..Karena uda Magrib kami berhenti di mesjid terdekat, teman-teman mau melakukan sholat., Aku menunggu saja berhubung tidak ikut. Hehe…


Kita juga bisa camping juga di kawasan air terjun tersebut bila mau. Transportasi ke sini juga mudah, cukup naik angkutan seperti borneo, sutra atau Bus L300 seperti PAS, BTN Sampri dan turun di Sibolangit, tepatnya di bukit perkemahan. Jalan ke Posko sejauh 500 m dan anda akan di antar ke air terjun oleh guide. Dijamin menyenangkan untuk anda yang menyukai eko wisata. J


Salah Satu Sungai Musim yang Kita Lewati





You may also like

No comments: