Pantai Lovina dan Pulau Penyu Bali ^o^

/
0 Comments
Pantai Lovina
Lumba-lumba adalah mamalia laut yang sangat menarik perhatian setiap orang dengan kecerdasannya dan perilakunya yang lucu. Lumba-lumba juga menjadi salah satu hewan yang bisa di didik untuk atraksi di sirkus atau taman hiburan seperti Gelanggang Samudera Ancol. Tapi pernahkah terpikir untuk mencari lumba-lumba di habitat alami mereka? Lumba-lumba yang masih hidup bebas di lautan lepas. Aku memutuskan untuk mencari Lumba-Lumba di salah satu pantai di bagian Utara Bali, yaitu Pantai Lovina. Terletak 9 km dari Singaraja, pantai ini menjadi salah satu tujuan wisatawan, selain menawarkan keindahan pantai, kita dapat menikmati pemandangan matahari terbit dari lautan lepas sambil mencari lumba-lumba.

Sebelumnya aku sudah mencoba untuk mencari informasi mengenai Pantai Lovina dan kegiatan yang bisa di lakukan disini, karena akses yang sedikit sulit kami memutuskan untuk memakai jasa travel teman, setelah di hitung-hitung jauh lebih hemat di bandingkan dengan jalan sendiri dan kita akan menuju destinasi lainnya. Awalnya kita berempat ke Balinya, ada kak Dian, Vint dan Desy, tapi salah satunya batal. Huwaaa.. ga apa-apa, harus tetep jalan ini prinsipku. Jam 2 dini hari kita di jemput dari rumah host, hoammm masih ngantuk dan aku tertidur terus selama perjalanan. Oh iya kita berangkat dari Denpasar, butuh 2 setengah jam untuk sampai kesana. Sepanjang malam aku udah tidur aja deh dan bangun tepat pukul setengah 4 saat tiba di Pantai Lovina. Dingin, dan aku baru lihat wajah si Bli Wayan yang anterin kita, dia suami temenku ternyata. Menghangatkan tubuh dengan secangkir teh sebelum berangkat. Pukul 4.45 kita sudah di ajak untuk menaiki perahu nelayan dan menuju ke tengah laut. Masih gelap lho, lumayan jauh sampai ga terlihat lagi daratan. 

Langit berubah warna menjadi jauh lebih cerah secara perlahan, tetapi sisa awan berwarna hitam masih melekat. Matahari juga perlahan menunjukkan dirinya, dan saat proses ini adalah saat yang tepat uintuk menanti hadirnya lumba-lumba. Banyak perahu lain di sekitar kami dengan tujuan yang sama menanti hadirnya si  mamalia laut yang cerdas. Menurut bapak yang punya perahu lumba-lumba itu akan muncul ke arah di mana ada sinar matahari muncul. Agak lama menunggu dan belum ada satupun yang terlihat. Nah, satu lagi ga setiap harinya lumba-lumba ini muncul lho, kadang-kadang bila tidak beruntung kita ga akan menemukan seekor pun. Tapi hal ini jarang terjadi kata si bapak, nah aku dan kakaku juga jadi was-was, ada ga yaa, muncul ga ya, melompat atau ga ya, haha... Tapi yakin deh pasti ada. Kita juga tetap bergerak ke arah yang lebih jauh lagi dan berputar, dan kemudian terlihat sirip nya dan kemudian menghilang. 

Gerombolan Lumba Lumba ^0^
Menunggu lagi sambil tetap mengitari lautan lepas dan pada akhirnya beberapa kali kami melihat gerombolan mamalia laut ini berenang menuju arah sinar matahari. Wah kerenn, mereka berenang di lautan lepas, dan aku  melihat secara langsung. Sayangnya tidak ada lumba-lumba yang melompat, walaupun demikian aku sudah merasa sangat beruntung, dari pada tidak melihat sama sekali. pencarian ini di lakukan sampai pukul tujuh pagi, kemudian kami di ajak ke taman laut, masih di sekitar Pantai Lovina tapi arah berbeda. Disini kita bisa snorkeling, dan aku ngomel ke bapaknya kenapa ga bawa alat snorkeling, padahal aku yang salah sebelumnya ga ngomong, karena ga ada yang ngasih tau di sini ada taman laut, wkwkwkw. Huwaaaa ingin banget nyebur..Apa daya cuma bisa melihat dari atas perahu, cantik dan banyak ikan-ikan berwarna serta masih bersih. 45 menit kemudian saatnya kembali ke daratan, hehe..

Tadi karena masih gelap, ga bisa melihat jelas keadaan laut di Bagian Utara Bali ini, wah di tengahnya si bersih tapi saat mencapai daratan banyak sampah di permukaan laut. Sayang banget, pencemaran lingkungan, dan mungkin ini sampah ikut aliran sungai yang berakhir di laut, atau memang dari masyarakat sekitar. Memang tidak terlalu banyak, tapi bayangkan apabila jumlah sampah ini semakin banyak. Bisa mengancam kehidupan organisme yang ada di laut sini. Pemandangan daratan dari laut sangat bagus pagi ini. Lelah pun tidak berasa dan ngantuk tadi malam sejenak terlupakan. Sampai di daratan mencari sarapan dulu, akhirnya aku makan nasi bungkus, kaya nasi perang, tapi ini nasi khas Bali, aku lupa namanya apa. Sebungkusnya terdiri dari nasi, sayur dan perkedel ikan cuma Rp.3000. Di sekitaran pantai banyak orang menjajakan oleh-oleh. Aku membawa pulang sepasang ukiran lumba-lumba yang terbuat dari kayu.

Air Terjun di Gitgit
Perjalanan selanjutnya adalah ke Air terjun Gitgit masih terletak di Singaraja di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Begitu sampai ada orang yang menawarkan diri menjadi guide kita, aku berpikir ini hanya melihat air terjun jadi jalan sendiri saja toh juga ada Bli wayan. Kita berjalan menuruni tangga dan membayar uang masuk sebesar Rp.3000 per orangnya. Ternyata Bli Wayan juga belum pernah kemari, hahaha. Ternyata di sini tidak hanya ada satu air terjun, ada beberapa air terjun dan ini merupakan daerah pegunungan mungkin ada beberapa air terjun besar dan beberapa yang kecil, ini yang kita jalani sesuai arah jalan setapaknya. Bila udah bingung kita bertanya pada orang yang kebetulan lewat, dan air terjun terakhir adalah air terjun bertingkat. Jalanannya setapak tapi sudah rapi dan bagus, di beberapa bagaian yang harus melewati jembatan sudah ada jembatan, jadi tidak perlu khawatir, cukup menyediakan energi untuk trekking. Hore kebetulan sekali aku suka trekking santai, udaranya segar banget dan di beberapa tempata da warga setempat yang buka warung dan menjual oleh-oleh. Selain barang-barang disini juga menjual hasil bumi, seperti cengkeh, lada dan beberapa jenis lainnya. 

Toiletnya bersih dan tersedia di beberapa titik dekat dengan jalan setapak yang kita lalui. Lebih kurang 2 jam di habiskan untuk trekking di kawasan air terjun Gitgit ini. Keren banget, ini kaya pegunungan sendiri dan air terjun selalu ada di bagian manapun.Jalur trekking ini juga merupakan jalur menuju perkampungan di sekitar pegunungan ini. Karena di beberpa bagian jalan kami bertemu dengan warga setempat yang sedang lewat mengendarai sepeda motor. Bertemu dengan beberapa anak sekolah yang baru pulang sekolah, sembari jalan kita ngobrol dengan anak-anak itu, katanya merek abaru pulang sekolah, lebih cepat karena ujian. Setiap harinya mereka melewati jalur ini.

Bedugul
Hujan pun turun, dan kita meuju ke Danau Buyan dan tamblingan, tapi kita jadinya hanya lewat karena hujan dan banyak kabut. Dan danaunya tidak terlihat sama sekali lho -_-. Ya udahlah mau gimana, mau di paksain turun juga untuk menikmati kabut. Destinasi berikutnya adalah Bedugul, itu  lho gambarnya ada di uang Rp. 1000 dulu. Jujur aku aja ga tau tentang daerah ini, mumpung mau kemari ya ayokk.... Bedugul adalah objek wisata bali yang terletak di perbukitan dengan cuaca yang sangat sejuk dan saat itu rintik hujan terus turun tanpa segan, ada sebuah danau yang bernama Danau Beratan di sekitarnya. Di sini ada sebuah pura yang bernama pura di Ulun Danu yang terletak di pinggir Danau Beratan. Pura Ulun Danu di percaya sebagai tempat bersemayaman dewi sri atau dewi kesububuran.Pura Ulun Danu Beratan terdiri dari 4 komplek pura yaitu: Pura Lingga Petak, Pura Penataran Pucak Mangu, Pura Terate Bang, dan Pura Dalem Purwa berfungsi untuk memuja keagungan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Tri Murti, guna memohon anugerah kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan manusia dan lestarinya alam semesta. mendung ini tidak menghalangi aku untuk tetap menikmati pemandangan yang ada. 

Keluarga Host
Destinasi terakhir adalah ke Tanah Lot, dengan tujuan mencari sunset. Tapi dengan keadaan cuaca seperti ini sangat tidak mungkin akan dapat sunset. Kita udah ngomong ke Bli supaya ga usah, tapi si Bli bilang ga apa, di coba saja siapa tahu hujan reda toh arahnya sejalan. Akhirnya kita menuju ke Tanah Lot, sebelumnya kita makan siang dulu, mencoba kuliner khas Bali, Babi Guling. hehe...Tiba di Tanah Lot hujan malah makin deras, di putuskan saja untuk pulang ke rumah host, lain kali aja mampir lagi. Perjalanan pulang terasa cepat. Malamnya kita ngobrol dengan host yang kebetulan temen Kak Dian. Anaknya lucu dan kita menginap satu malam lagi. Besok juga akan menjadi perjalanan yang menyenangkan, karena apa? Karena kita mau ke Pulau Penyu. 

Penyu
Pagi berikutnya jam 9 di jemput lagi sama Bli Wayan, kita mau ke Tanjung Benoa. Sekalian pamit sama Kak Lia host kita, karena malam ini kita ga nginap rumah dia. Mau cari Guest House dekat Kuta atau Legian mau jalan-jalan nanti malam. Hari ini juga mauketemuan dengan Erika, teman dari cs yang ketemu di Medan bulan Januari kemarin. Titik temu adalah di Pantai Tanjung Benoa kalau ga salah nama tempatnya Kanaka. Untuk main di Tanjung Benoa di sarankan untuk booking via online saja jauh sebelum anda akan kemari, lebih hemat di banding dengan langsung ke TKP. Setelah deal dan nego kita sewa glass bottom boat untuk berempat seharga Rp. 600.000 termasuk guide. Air lautnya kotor mungkin karena uda terlalu ramai, ikan-ikannya keliatan tapi kecantikannya tersembunyi di balik buramnya air. 

Sekitar 10 menit kita sampai di Pulau Penyu, di luar pengharapan __" Aku pikir itu bener-bener pulau kosong atau mungkin dengan beberapa pondok deh untuk teduh dan banyak penyu. Realitanya kenapa banyak warung dan ramai sekali. Begitu turun langsung di tarik sama guide yang lain di buru-buru untuk menunjukkan penyu, di suruh foto dan dia menjelaskan umur penyu. Sebel nih, buru-buru banget, aku sengaja ga mau tahu, biar dia memburu yang lain dan aku santai-santai aja melihat suasana dan foto. Bila di panggil aku cuma jawab "iya, jalan aja pak, saya nyusul". Entah apa yang di kejar. Penyu nya udah di kandangain beberapa ekor dan ada satu orang yang bertugas untuk menarik penyu keluar dan kemudian di pegang oleh pengunjung. Begitu setiap kali kalau penyunya masuk kembali ke air. Kasian lho, pastri stres. Dan ga bisa di pungkiri saya salah satu pelakunya __". Tidak hanya penyu, di pulau itu ada elang, iguana, burung hantu dan ular. Ah aku sedikit kecewa main kemari. Rika sendiri juga shock kenapa pulaunya jadi begini. Hahaha Apalagi saya yang pendatang. Ini harusnya jadi Kafe  Pulau Penyu __" 

Pantai Nusa Dua
Karena ada urusan Rika harus segera kembali, dan kita menuju ke Pantai Nusa Dua, disini ada Water Blow Park. Tempat untuk menikmati deburan ombak bila beruntung kita bisa melihat ombak setinggi 2 meter dari permukaan dan kita pasti basah. Nah, waktu aku disitu kurang beruntung ombaknya kecil. hehehe... Mau ngemol habis ini mau ketemu sama Ka Dewa, temen kak Dian selama ini cuma ngobrol di twitter. Udah ga ada tujuan juga, ini mallnya terletak di pinggir pantai asik lah. Kita cari penginapan di the poppies, dan dapat bersih dan nyaman. Selesai beberes kita jalan di sekitar Pantai Legian menikmati pantai di malam hari, banyak bintang juga. Jalanan Legian dan Kuta di malam hari rame dan asyik. Mampir ke Beach Walk lagi beli pizza. hehe.. Muter-muter dan lihat apa yang menarik perhatian untuk di beli. Malam semakin larut dan kita kembali ke penginapan, besok bertemu lagi dengan Rika, sebelum kembali ke asal. Hehehe.... 


Water Blow Nusa Dua 


You may also like

No comments: