Salah Besar Sepertinya

/
0 Comments
Pagi ini aku di kejutkan dengan pesan melalui media sosial dari seorang teman yang belum pernah aku temui sebelumnya, iyah dia pendatang dari ibukota yang menghabiskan waktunya di Medan karena ada tugas. Setelah tugasnya selesai maksud hati ingin melanjutkan menyusuri kota Medan dan ke Berastagi. Beberapa hari yang lalu kami ngobrol melalui telepon, dia mencari penginapan sederhana dan aku pun rekomen sebuah penginapan dengan inisial R di Jalan SmRaja, berhubung temen-temen aku sudah pernah di sana dan yah lumayan sederhana dengan budget sederhana juga.

Realitanya kondisi penginapan itu sudah tidak sebagus dulu, dan kamar yang bagus adalah kamar dengan harga yang lebih tinggi, padahal selama ini review penginapan ini bagus, walaupun dengan budget sederhana tetapi kamar yang di dapat cukup nyaman. Shower di kamar mandi tidak bisa di pakai, tempat tidurnya berbau dan berkutu. Yang paling mengejutkan adalah tugas pengaman ini teriak-teriak ke teman saya. Berbicara dengan nada yang kasar dan pelayanan yang tidak ramah. Tetapi semua itu berbeda ketika ada tamu asing yang datang, mungkin seperti pemain sinetron sifat arogan tadi berubah menjadi ramah luar biasa, sampai orang asing itu juga bingung temen saya salah apa sampai si pengaman itu bertingkah laku seperti itu. Tidak hanya sampai di sana, si pengaman juga menyinggung masalah suku, kebetulan teman saya WNI Keturunan Tionghua sama seperti saya. 'Kamu itu Cina, jangan anggap tempat ini murahan', siapa coba yang anggap tempat itu murahan. Menginap juga bayar. Dan kalau tempat itu murahan saya pribadi juga tidak akan merekomendasikan mereka. Di saat bersamaan ada juga tamu asing yang komplain dengan kondisi kamar dan akhirnya mereka di pindahin ke kamar lain yang lokasinya sama dengan teman saya.

Tulisan ini muncul bukan sekedar karena itu teman saya atau karena saya sendiri WNI Keturunan Tionghua, hanya saja tidak masuk di akal apa yang di sampaikan si petugas pengamanan itu. Sepertinya salah besar terlahir sebagai seorang warga keturunan dan salah besar untuk menginap di tempat itu padahal Undang-Undang tentang kesetaraan sudah ada. Sepertinya keramahan hanya berlaku untuk turis asing? Mirisnya orang-orang ini. Orang-orang kaya gini ini yang memunculkan maslaah sosial berlebih. 


You may also like

No comments: