Goa Pak Tua Rizal

/
0 Comments
Seperti biasa, foto goa ini kembali menarik perhatianku, baru tahu kalo di sekitar Medan ada beginian. Nah aku lanjut deh browsing dan nemu satu grup pecinta alam, lanjut baca informasi ternyata di daerah Bahorok ada gua yang bisa di telusuri. Iseng aku chat dengan salah satu orang di grup ini dan ternyata mereka juga merupakan agen perjalanan. Setelah bertanya panjang lebar aku pun tanpa ragu bilang mau ikut caving bareng mereka. Berhubung aku sendirian, aku coba deh cari teman-teman yang mau ikut, tapi hasilnya nihil. Modal nekat deh, toh juga nanti sampai di tujuan akan ada anak-anak lain yang ikutan. Hihi ini buat pertama kali lho aku … 

Sabtu malam di jemput, sekitar pukul 9.00 dan ternyata yang ikut rame ada sekitar 15 orang dan ada 2 orang guide. Berhubung aku berangkatnya sendiri banyak yang mengira aku ini masih saudara ataupun pacar dari sang guide, awalnya mereka ga percaya kalau aku tuh benar-benar baru kenal dengan mereka. Bodoh amat deh yang penting besok caving yakan? Tengah malam sampai di rumah salah satu penduduk di Bahorok, dan kita  istirahat disana hingga pagi. Sebelum tidur kenalan dulu, dan mereka dari komunitas SGC (Sandal Gunung Community).



Jam 5 pagi uda pada bangun semua karena bau dari kayu bakar yang memenuhi ruangan, beberes dan sarapan. Pukul 6 lewat perjalanan pun di mulai. Untuk menuju gua kita trekking hutan lebih kurang satu setengah jam. Sambil jalan melihat matahari terbit dan bernarsis ria. Hahaha…. Sampai lah kita di pintu gua, dan semua masang perlengkapan. Nah, aku ga menyangka kalo di dalam kita harus ngesot sedikit, meliuk-liukan badan saat melewati celah yang benar-benar sempit. Oh iya, nama goa ini Patu Rizal, berasal dari nama seorang bapak yang menemukannya. Pak Rizal yang kebetulan sudah berumur dan di sapa dengan Pak Tua Rizal.

Udara di dalam goa dingin, tapi asyik walau gelap-gelap, banyak stalaktit dan stalagnit yang bisa di lihat. Ada batu hidup yang tidak boleh di sentuh. Jalurnya lumayan ekstrim yak, tapi untung deh aku bisa ikut. Deg deg an juga sih, baru pertama dan ga ada gambaran sebelumnya. Karena bergesekan dengan batu celanaku sedikit sobek. Waaaaa…. Ini jadi cerita yang paling ku ingat dan jadi bahan omongan. Sebelum berangkat ga ada yang ngasih tau gimana treknya, jadi supaya ga terlalu berat aku cuma pake celana yang berbahan tipis. Maluuu >< Tapi ini berikutnya jadi bahan pembelajaran ya.

Kami menyusuri gua sekitar 2 jam, masuk dari celah yang satu ke celah yang lain. Lihat ruangan besar di dalam perut bukit. Tetap berhati-hati karena terkadang ada kelelawar yang tiba-tiba lewat, binatang-binatang kecil atau ular. Selagi menyusuri aku malah ngebayangin kehidupan manusia purba yang di dalam gua.  Buat api unggun di malam hari, sambil membakar daging hasil buruan. Tetesan air terdengar sangat jelas menjadi lagu sebelum tidur. Beberapa kali untuk menuruni batu kita harus memakai tali, aku engga bisa tapi jadi bisa karena di bantuin. Seperti ada kehidupan lain di dalam, di akhir perjalanan kami harus benar-benar merangkak untuk keluar. Celah yang ada hanya cukup untuk satu orang jadi pelan-pelan dan antri. Kotor? Pasti iyaaa.. hehe. Yang buat aku heran, ada bagian langit-langit gua dan lumayan tinggi, masih banyak tulisan-tulisan tangan manusia. Banyak nama-nama yang tertulis di sana. Hadeh…

Sebelum balik, makan siang di tepi sungai. Dan di disini ada satu goa lagi, namanya Goa Pintu Air. Di dalam goa air tergenang setinggi 30 cm, jadi harus pake sepatu boot. Aku di ajak lagi, engga mauu lho, takut ah ketemu ular . Gelii….  Udah keluar dari goa baru naydar deh, ternyata treknya lumayan juga untuk aku yang pemula. Tapiiii perjalanan ini sukses dan berakhir menyenangkan, pengalaman dan teman-teman baru.




You may also like

No comments: